[:id]HALALCORNER.ID,JAKARTA– Puasa Ramadhan adalah salah satu syariat Islam yang dilaksanakan secara serentak di seluruh belahan dunia dimana umat Muslim berada. Selama sebulan penuh umat Muslim berpuasa dengan durasi waktu yang berbeda-beda tergantung lokasi mereka tinggal. Di wilayah khatulistiwa seperti Indonesia, Umat Muslim berpuasa sekitar 13- 14 jam perhari. Sementara umat Muslim yang tinggal di daerah empat musim mengalami waktu puasa yang bisa lebih panjang atau lebih pendek.
Di Eropa, sejak tahun 2012, umat Muslim menjalankan puasa ramadhan bertepatan dengan musim panas, sehingga waktu siang berkisar 18-19 jam. Mungkin diantara kita bertanya, berbahayakah berpuasa hingga 19 jam?
Sebuah studi oleh Hannover Medical School Jerman meneliti tentang pengaruh puasa musim panas 19 jam di Jerman bagi kesehatan. Dengan mengambil sampel sebanyak 50 partisipan dengan 25 orang berpuasa dan sisanya tidak berpuasa, penelitian tersebut mengambil empat titik pengambilan data yakni seminggu sebelum Ramadhan, pertengahan, hari terakhir dan semingga setelah bulan Ramadhan. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah suasana hati, rasa lelah dan mengantuk antara seminggu sebelum dan seminggu sesudah puasa. Selain itu komposisi tubuh seperti berat badan, massa lemak serta massa otot antara orang yang berpuasa dan yang tidak berpuasa. Kadar kreatinin untuk melihat kesehatan ginjal juga diteliti.
Boya Nugraha, PhD, pemimpin penelitian ilmiah tersebut mengungkapkan hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara orang yang berpuasa dan yang tidak berpuasa. Antara orang yang berpuasa dengan yang tidak berpuasa memiliki komposisi massa otot, berat badan serta massa lemak yang hampir sama. Kadar kreatinin pada kelompok yang berpuasa dengan kelompok yang tidak berpuasa juga hampir sama. Artinya puasa Ramadhan 19 jam tidak mengganggu kinerja ginjal. Riset yang telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Appetite April 2017 ini bertajuk “Effect of Ramadan Fasting on Fatigue, Mood and Sleepiness and Health-related quality of life of Healthy Young men in Summer time in Germany: A prospective Controlled Study”.
Pengamatan pada pengaruh puasa terhadap suasana hati ( mood), menunjukkan bahwa mereka yang berpuasa cenderung lebih nyaman, tidak kelelahan dan berkurang rasa mengantuk. Hal ini mereka rasakan pada saat akhir ramadahan dan seminggu setelahnya. Komposisi tubuh orang yang berpuasa akan mengalami sedikit perubahan pada akhir Ramadhan, yakni penurunan massa otot , namun seminggu setelah Ramadhan, komposisi kembali seperti semula. Hal ini menunjukkan bahwa puasa hingga 19 jam tidak membahayakan kesehatan manusia, masih dalam batas toleransi tubuh serta meningkatkan kualitas hidup karena memperbaiki suasana hati dan kesehatan fisik.
Sumber: Metrotvnews.com
Redaksi: HC/EDR
[:]