Pakar menyebut ekonomi di bidang halal terus tumbuh karena perkembangan populasi muslim dunia. Faktor lainnya adalah makin banyak produk bersertifikasi halal untuk memenuhi hukum syariah Islam.
Dari laporan AFP (08/10), ragam produk halal semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi muslim global. Mulai dari produk makanan tanpa babi atau alkohol, layanan keuangan hingga turisme.
“Mereka tumbuh karena muslim meningkat 2,5 sampai 3% tiap tahun. Islam adalah agama yang paling cepat berkembang,” ujar Muhammad Chaudry, presiden Islamic Food and Nutrition Council of America, seperti dilansir dariAFP (08/10).
Ia mengatakan banyak produk yang memenuhi syariah secara alami, kini juga ikut disertifikasi halal. Ini berkontribusi pada peningkatan ukuran ekonomi halal.
“Ketika kita berbicara tentang pertumbuhan ekonomi halal sebesar 20%, itu adalah konversi dari ekonomi tidak tahu apa yang ada dalam produk menjadi ekonomi produk pasti bersertifikat halal,” tutur Chaudry kepada AFP di sebuah forum ekonomi Islam di Dubai.
Peningkatan permintaan akan produk halal dapat terlihat di dunia bisnis, restoran dan hotel seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien muslim, tambah Chaudry.
“Halal adalah sebuah gaya hidup. Negara seperti Jepang dan Korea sedang memimpin dalam mengubah restoran dan hotelnya jadi halal-friendly sehingga mereka bisa menarik lebih banyak turis dari negara muslim,” jelasnya.
Menurut Chaudry, halal adalah entitas global. Mengacu pada perkiraan populasi muslim dunia, ia memprediksi ada 1,8 milyar konsumen di pasar halal.
Abdulla al-Muaini selaku kepala Emirates Authority for Standardisation and Metrology pun menambahkan populasi muslim yang diperkirakan mencapai 2.2 milyar pada 2030, adalah “pasar inti” untuk produk halal.Organisation of Islamic Cooperation menilai sektor halal global sebesar US$2.3 triliun.
“Industri halal diharapkan menjadi salah satu sektor yang tumbuh stabil di perekonomian global,” ujar Abdulla.
Sumber : DetikFood