HALALCORNER.ID. Jakarta. Kosmetik merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari banyak orang. Produk-produk kecantikan seperti krim wajah, lipstik, atau parfum sudah menjadi produk yang tidak hanya digunakan oleh kaun wanita, banyak dari kaum pria pun di masa ini mulai menggunakan produk kecantikan. Selain untuk menunjang penampilan agar terlihat segar dan indah, menggunakan kosmetik pun menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Beragamnya jenis dan merek kosmetik serta klaim-klaim tentang penggunaan bahan-bahan tertentu kerap kali berhasil menggoda kita. Namun, perlu diingat, sama seperti produk yang dikonsumsi, kosmetik pun menjadi barang yang wajib mengantongi sertifikat halal. Oleh karena itu, kritis terhadap kehalalan kosmetik adalah hal yang sudah sepatutnya kita lakukan.
Berikut ini beberapa titik kritis kehalalan kosmetik yang perlu diperhatikan:
Bahan Baku
Hal paling utama yang mempengaruhi kehalalan kosmetik adalah bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Bahan-bahan seperti kolagen, elastin, lemak dan turunannya hingga cairan amnion adalah bahan yang kerap kali terkandung dalam bahan baku pembuatan kosmetik yang perlu diperhatikan kehalalannya.
Sebagai contoh, kolagen, elastin dan lemak serta turunannya seperti gliserin, stearic acid, cetyl yang digunakan sebagai bahan pembuatan lipstik, lotion, sabun dan krim. Sumber bahan tersebut biasanya diambil dari hewan seperti sapi, kambing, babi atau ikan. Oleh karena itu, sumber hewan yang digunakan harus berasal dari hewan yang halal seperti sapi, kambing dan ikan. Selain itu, proses penyembelihanpun tak luput dari perhatian, karena jika bahan berasal hewan yang halal tetapi disembelih dengan cara yang tak sesuai syariat, maka hukumnya menjadi haram.
Selanjutnya, cairan amnion atau cairan yang melindungi janis, yang biasa kita sebut sebagai air ketuban ternyata digunakan juga dalam industri kosmetik yang bermanfaat untuk melembabkan, meningkatkan elastisitas dan perbaikan kulit. Meskipun penggunaan cairan amnion ini belum umum digunakan, tapi jika kita mendapati produk yang mengandung cairan amnion, pastikan jika cairan amnion berasal dari hewan yang halal.
Kemudian penggunaan alkohol dalam industri kosmetik. Pada industri ini alkohol diubah sifatnya menjadi tidak memabukan dan digunakan dalam jumlah takaran yang sudah ditentukan, biasanya jenis alkohol etil yang digunakan dalam industri ini.
Uji Coba pada Hewan
Beberapa produsen kosmetik melakukan uji coba kepada hewan untuk menguji keamanan dan efektivitas produk mereka. Bagi sebagian orang tentu hal ini menjadi masalah etis yang bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Sebaiknya kita sebagai umat muslim disarankan untuk memilih kosmetik yang diketahui tidak diuji pada hewan. Oleh karena itu, umat muslim disarankan untuk memilih kosmetik yang diketahui tidak diuji pada hewan atau yang mendapatkan sertifikat cruely-free (bebas dari kekejaman terhadap hewan).
Uji Ketahanan Air
Salah satu hal yang cukup krusial pada produk kosmetik adalah ini ketahanan air. Kosmetik yang akan diuji ketahanan airnya harus memastikan bahan-bahan seperti pewarna, pengawet, aroma dan bahan lainnya bersumber dari bahan yang halal. Selain itu, uji ketahanan air pun harus dilakukan sesuai dengan standar uji, dimana standar uji tersebut melibatkan penggunaan bahan kimia dan perlatan pengujian tertentu.
Kemudian, untuk kosmetik yang dibuat dengan tujuan untuk tahan terhadap air harus melakukan uji keamanan untuk memastikan jika produk tersebut aman digunakan pada kulit. Uji tersebut mencakup uji iritasi dan sensitivitas yang diujikan pada sukarelawan manusia untuk memastikan bahwa tidak terdapatnya efek negatif yang signifikan.
Namun, perlu diingat jika produk kosmetik yang memiliki ketahanan air saat digunakan tentu akan menghalangi air wudhu untuk menyentuh kulit. Hal ini yang justru harus diperhatikan karena meskipun mengandung bahan-bahan yang halal, jika kosmetik tersebut menghalangi air wudhu dengan kulit, maka, sebagai kaum muslim kita harus menaruh perhatian ekstra saat menggunakan dan menghapusnya.
Proses Produksi
Titik kritis untuk menentukan kehalalan suatu kosmetik yang tak kalah penting adalah proses produksinya. Pastikan jika selama prosesnya barang yang digunakan bebas dari kontaminasi hal-hal yang haram.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, jelas bahwa kehalalan produk kosmetik bukan hanya tentang bahan-bahan yang digunakan, melainkan melibatkan proses produksi hingga uji coba yang dilakukan pihak produsen.