Ketika Ramadan tiba, rasanya seperti ada semangat baru untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Banyak dari kita mulai membuat daftar ibadah yang ingin dikerjakan—membaca Al-Qur’an setiap hari, sholat tarawih setiap malam, memperbanyak sedekah, dan masih banyak lagi. Tapi, Ramadan seharusnya menjadi bulan yang penuh kedamaian dan keberkahan, bukan bulan yang membuat kita merasa harus mencapai target ibadah yang terlalu tinggi hingga akhirnya kewalahan sendiri. Jujur saja, siapa yang nggak pernah merasa seperti itu? Ingin melakukan semua ibadah dengan maksimal, tapi akhirnya malah merasa capek dan nggak konsisten.
Padahal, Allah lebih mencintai amalan yang kecil tapi terus-menerus daripada yang besar tapi hanya sekali-kali. Jadi, kalau merasa kewalahan dengan semua checklist ibadah yang panjang karena belum terbiasa, kita bisa mulai beribadah melalui kegiatan yang ringan agar tak merasa kewalahan saat Ramadan.
Kita Gak Bisa Tarawih di Masjid, Setidaknya Sholat Sunnah 2 Rakaat Setelah Isya
Kita semua tahu kalau sholat tarawih adalah salah satu ibadah khas di bulan Ramadan. Tapi kadang, ada malam-malam di mana badan sudah terlalu capek, atau mungkin suasana di rumah lebih nyaman untuk beribadah sendiri. Dan itu nggak masalah!
Kalau enggak bisa tarawih di masjid, setidaknya kita bisa sholat sunnah rawatib dua rakaat setelah Isya. Ini jauh lebih ringan tapi tetap membawa keberkahan. Kalau malamnya masih punya tenaga, bisa ditambah witir 1 rakaat sebelum tidur.
Kuncinya bukan di jumlah rakaatnya, tapi konsistensinya
Qur’an Journaling: Enggak Harus Khatam, yang Penting Paham
Setiap Ramadan pasti ada target khatam Al-Qur’an. Tapi jujur aja, kalau kita enggak terbiasa membaca banyak halaman dalam sehari, ini bisa terasa berat.
Qur’an journaling bisa jadi solusi buat kita yang ingin lebih dekat dengan Al-Qur’an tanpa harus buru-buru khatam. Caranya gampang:
- Pilih satu ayat, satu halaman Al-Qur’an
- Tuliskan ayat yang menarik perhatian dan artinya.
- Tulis dan renungkan maknanya.
Ini enggak cuma bikin kita lebih memahami Al-Qur’an, tapi juga lebih terhubung dengan isinya. Dan yang paling penting, kita lebih menikmati prosesnya.
Menyiapkan Makanan untuk Berbuka
Kalau kamu suka masak, coba niatkan untuk membuat makanan berbuka sebagai ibadah. Gak perlu yang ribet, bisa sekadar menyiapkan takjil untuk keluarga atau berbagi minuman dan kurma ke tetangga. Kalau gak sempat masak, bisa juga berbagi takjil di masjid atau lewat donasi makanan berbuka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
(HR. Tirmidzi no. 807)
Dzikir dan Shalawat: Bisa Dilakukan di Mana Saja
Kadang kita merasa gak punya waktu untuk ibadah tambahan. Tapi sebenarnya, dzikir dan shalawat juga termasuk ibadah yang bisa dilakukan sambil jalan ke kantor, saat menunggu angkutan umum, saat menunggu waktu berbuka, atau bahkan saat memasak.
Allah berfirman:
“…bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang.”
(QS. Taha: 130)
Bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ juga termasuk amalan yang sangat dianjurkan di bulan penuh keberkahan ini. Daripada scroll media sosial tanpa tujuan, bisa diganti dengan shalawat ringan seperti, “Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala aalihi wa sahbihi wa sallim.”
Pelan-Pelan, Tapi Konsisten
Pernah merasa di awal Ramadan semangatnya luar biasa, tapi di pertengahan malah kendor? Itu karena kita sering terlalu banyak mengambil target di awal, lalu kelelahan sendiri.
Kuncinya adalah perlahan tapi konsisten. Bahkan dalam hadis disebutkan:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan adalah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit.”
(HR. Muslim)
Kalau merasa ibadah kita masih sedikit, enggak apa-apa. Yang penting ada peningkatan meskipun kecil. Jangan sampai karena ingin melakukan semua ibadah sekaligus, akhirnya malah merasa terbebani dan berhenti di tengah jalan. Lebih baik sedikit tapi bertahan lama.
Ramadan bukan tentang siapa yang bisa melakukan ibadah paling banyak, tapi siapa yang bisa melakukannya dengan ikhlas dan konsisten. Jadi, kalau merasa kewalahan, kurangi ekspektasi dan fokus pada ibadah yang bisa kita lakukan dengan nyaman.
Semoga Ramadan ini bisa kita jalani dengan lebih tenang, lebih bermakna, dan tentunya penuh keberkahan. Aamiin.