[:id]Mengenal Titik Kritis Halal Minyak Goreng[:]

Photo of author

By IB

[:id]

  Halalcorner.id; Selama ini masyarakat mengenal minyak goreng sebagai sesuatu yang pasti halal karena dibuat dari tumbuhan dan rata-rata minyak goreng di Indonesia sudah bersertifikat halal. Karena itu, penggunaan minyak goreng menjadi sesuatu yang tidak terlalu perlu dikhawatirkan dengan adanya logo halal hampir di semua brand minyak goreng. Namun seiring waktu, trend hidup sehat membuat berbagai jenis minyak goreng baru bermunculan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan berbagai bahan tak sekedar minyak kelapa sawit. Lalu dimana titik kritis halal minyak goreng yang harus kita ketahui?

Baca juga: Titik kritis halal essentials oil

Minyak goreng selain berbahan kelapa sawit sudah banyak bermunculan. Dengan bahan yang sama-sama dari bahan nabati seperti minyak jagung, minyak bekatul, minyak zaitun, dan berbagai bahan lain yang pada akhirnya menjanjikan kesehatan yang lebih baik untuk konsumennya. Yang harus selalu diingat oleh kita adalah bahwa minyak goreng berbahan nabati tak selalu halal. Berikut halal corner merangkum titik kritisnya.

Titik kritis Halal Minyak goreng

  1. Minyak goreng yang mengandung beta karoten (Vitamin A)

Minyak goreng saat ini rata-rata menggunakan penambahan beta karoten pada produknya. tujuan untuk memberikan warna pigmen kuning juga sebagai antioksidan untuk mencegah kandungan lemak teroksidasi. Umumnya beta-karoten alami berasal dari wortel namun ada juga yang sintetis. Meskipun beta karoten ini asalnya dari tumbuhan atau zat kimia sintesis, beta-karoten tersebut bisa jadi tidak halal. Titik kritis halal minyak goreng yang mengandung beta karoten ini adalah dari sifat beta karoten yang tidak stabil. Hal ini membuat produsen sering menambahkan bahan penstabil. Bahan penstabil minyak bisa berasal dari gelatin babi atau hewan ternak yang disembelih tidak sesuai dengan syariat. Namun demikian ada juga penstabil yang berasal dari nabati yang membuat beta karoten menjadi halal.

2. Karbon aktif saat permurnian minyak goreng

Untuk mendapatkan minyak goreng yang bening dan bisa dikonsumsi, minyak goreng biasanya mengalami tahap pemurnian. Dalam tahap pemurnian, biasanya dibantu oleh carbon active. Bahan yang digunakan sebagai karbon aktif ini bisa berasal dari tulang hewan. Hewannya halal atau tidak, jika hewan halal apakah di sembelih sesuai syariat? jika menggunakan karbon aktif halal, bisa berasal dari tumbuhan tempurung kelapa, kayu-kayuan atau juga batubara. Hal inilah yang membuat kita harus mencermati titik kritis halal minyak goreng dan mengutamakan membeli minyak goreng bersertifikat halal.

3. Minyak jelantah

Saat ini banyak restoran melakukan pemurnian minyak goreng dari minyak jelantah yang digunakan restoran. Titik kritis halal dari minyak jelantah yang di murnikan kembali adalah pada minyak jelantah sebelumnya digunakan untuk menggoreng apa. Jika sebelum menjadi minyak jelantah di gunakan untuk menggoreng atau memasak sesuatu yang tidak halal, misalnya menggoreng babi atau masakan beralkohol, meskipun alkoholnya menguap maka menjadi menjadi titik kritis halal dari minyak goreng tersebut.

minyak jelantah

baca juga: Titik kritis halal produk probiotik siklus

Hal yang sangat di syukuri bagi masyarakat Indonesia adalah tersedianya minyak goreng halal dalam jumlah banyak dan berbagai merk, sehingga tak banyak khawatir tentang pasokan minyak goreng halal. Namun harus tetap waspada pada merk-merk minyak goreng yang berasal dari luar negeri atau minyak goreng yang belum ada logo halalnya.

[:]

Tinggalkan komentar

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial